Roofing Filter
Teknologi 'lama' yang sekarang banyak digunakan oleh high end HF transceiver yang baru adalah 'roofing filter'.
Difinisi 'gampangan' dari roofing filter adalah filter yang diletakan 'sedekat mungkin' dengan sumber sinyal dan 'punya bandwidth sedekat mungkin'' dengan filter utama. Fungsinya sebagai 'payung' dari filter2 berikutnya. Karena spektrum signal yang diproses sempit, maka signal cenderung 'lebih bersih', 'bebas interferensi', dan mengurangi IMD (intermodulation distortion', sehingga dinamika receiver akan menjadi baik. Dinamika disini diartikan sebagai 'kemampuan' untuk menerima signal yang 'sangat kecil' dan 'sangat besar' tanpa terjadi distorsi.
Banyak HF transceiver lama yang menggunakannya dengan 'nama2 yang berbeda'. Di perangkat Yaesu namanya 'preselector' . Preselector akan mempersempit BW sampai selebar 6Khz, ada yang manual (duputer sendiri) maupun automatic (mengikuti frekensi kerja).
Cara seperti di atas 'sangat rumit' prosedurnya. Sehingga radio-radio baru meletakannya setelah mixer pertama.yang diikuti oleh low noise rf amp +10db.
Setiap roofing filter biasanya mempunyai bandwitdh tertentu, biasanya akan di 'sinkron' kan dengan filter utama. Jika di radio sudah ada 3 filter (BW 2.7Khz, 1Khz, atau 250Hz), maka roofing filter-nyapun ada 3, atau menggunakan satu roofing filter yang paling lebar (2.7Khz).
Roofing filter bekerja pada IF pertama yang bekerja pada sekitar 45Mhz atau 70Mhz.
Apakah roofing filter bisa dipasang pada radio jadul? BISA ......
Beberapa pembuat filter (seperti Inrad) membuat untuk FT-1000, IC-756, TS940, dsb. Tentu saja 'tidak' murah harganya.
Produk BlekokQRP yang menggunakan konsep roofing filter adalah Micro-40S, Micro-40SC, dan Bango.
Konsep dan cara2 modifikasi roofing filter untuk radio jadul ada di http://ac0c.com/attachments/ac0c_Intro_to_Roofing_Filters__cadxa_6_oct_2011.pdf
- Bram Palgunadi's blog
- Log in or register to post comments